BERITA9

Perkuat Good University Governance, Jajaran Pimpinan IPB University Ikuti Workshop Best Practice Implementasi Three Line of Defence

Perkuat Good University Governance, Jajaran Pimpinan IPB University Ikuti Workshop Best Practice Implementasi Three Line of Defence

Jajaran pimpinan IPB University mengikuti Workshop Best Practice Implementasi Three Line of Defence. Acara dilaksanakan di IPB International Convention Center (IICC), Bogor (20/9). Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari PricewaterhouseCoopers (PwC), sebuah jaringan jasa profesional multinasional. Perusahaan tersebut mengembangkan kebijakan dan inisiatif untuk menciptakan pendekatan yang serupa dan terkoordinasi di sejumlah bidang, seperti risiko, kualitas dan strategi.

Rektor IPB University, Prof Arif Satria ketika membuka acara menyampaikan pentingnya pemahaman best practice implementasi three line of defence dalam rangka memperkuat good university governance. Hal itu agar menjadikan IPB University trendsetter di perguruan tinggi dalam melaksanakan good university governance.

“Bagaimana semua lini dapat melakukan peran dan fungsinya dengan baik dan saling bersinergi sehingga tercipta good university governance sebagai tujuan bersama,” paparnya.

Michael Stephen Hitipeuw, Managing Risks for Business Decision PwC dalam materinya mengatakan, melaksanakan good university governance bukan karena akan ada auditor yang akan mengaudit. Pemahaman dan kontrol tidak semata-mata hanya ada di audit internal, tetapi di semua lini. Supaya bisa mengambil keputusan yang baik, juga perlu dukungan data-data keuangan.

Lebih lanjut Direktur PwC, Bakhtiar Baskara Ollong menyampaikan pengalamannya dalam membantu perusahaan startup. Ia menyampaikan perusahaan startup pemula biasanya menganggap pengelolaan organisasi bukan menjadi prioritas. Mereka lebih fokus pada sustainability dari perusahaan.

“Ketika perusahaan sudah mulai besar, risiko mulai terjadi dan biasanya cenderung terlambat,” ucapnya. Karena itu, kata dia, dalam mengelola manajemen risiko penting untuk memulainya sejak organisasi masih kecil agar perusahaan dapat terjaga dan terkelola dengan baik.

“Yang sering terjadi dalam tata kelola perguruan tinggi yaitu risiko terkait teknologi informasi atau cyber risk and information. Risiko kedua adalah terkait lingkungan dan perubahan iklim atau sustainable environmental and climate change risk. Ketiga, adalah risiko finansial yang keberlanjutan atau financial sustainability risk,” urainya.

Ia menerangkan, garis terdepan dalam pengelolaan risiko adalah mereka yang menjalankan bisnis proses dan melaksanakan internal control. Garis kedua adalah mereka yang berperan memastikan enterprise risk manajemen berjalan. Adapun baris ketiga adalah peran dari internal auditor.

“Eksternal auditor hanya memotret apa yang dilakukan. Semakin banyak temuan dari eksternal auditor, berarti organisasi tersebut memiliki kontrol yang lemah. Tiga lini ini harus melaksanakan tujuan bisnis bersama-sama,” tandasnya.

Prof Agus Purwito, Sekretaris Institut IPB University ketika memoderatori acara menyampaikan bahwa sebagai organisasi publik, IPB university memerlukan suatu bisnis proses yang tertata rapi. Tidak kalah penting, peran Kantor Manajemen Mutu juga harus terus diperkuat. Demikian pula pada lapis-lapis manajemen memiliki peran sangat penting untuk organisasi.

Turut menjadi narasumber adalah unit-unit di IPB University yang menjadi garda terdepan dalam three line of defence di antaranya Ir Budi Purwanto, ME (Kepala Kantor Manajemen Risiko), Dr I Wayan Nurjaya (Kepala Kantor Manajemen Mutu), Dr Wawan Oktariza (Kepala Kantor Audit Internal) dan Ir Julio Adisantoso, MKom (Kepala Lembaga Manajemen Informasi dan Transformasi Digital). (dh/Rz)

 

Published Date : 25-Sep-2023

Resource Person : Prof Arif Satri, Michael Stephen Hitipeuw, Bakhtiar Baskara Ollong, Prof Agus Purwito

Keyword : Manajemen Risiko IPB, Three Line of Defence